31 December 2013

The Boys Part 1 (Ketika Cinta Menyapa)



Puru
“Nama yang aneh!” begitu pikirku saat itu. Tapi… orangnya ga aneh kok. Bertubuh tinggi standar anak-anak SMP kelas 3, putih, cakep, keren, modis. Kira-kira seperti itulah ciri-ciri fisiknya. Dia selalu membawa tas ransel warna abu-abu dan sepeda Polygon yang sewarna dengan tasnya. Dikagumi banyak cewe, itu udah pasti.
Kami bertemu pertama kali di kelasku ketika istirahat setelah Ulangan Umum sesi 1. Di SMP ku, setiap Ulangan Umum siswa selalu di acak. Anak kelas 1 duduk sebangku dengan kelas 2 atau kelas 3. Kebetulan saat itu aku kebagian jatah duduk dengan kelas 3D.
Ulangan Umum sesi 1 hari itu sudah selesai. Sebelum lanjut ke sesi 2, anak-anak beristirahat. Sebagian ada yang jajan di kantin, ada yang bermain-main, ada juga yang tetap duduk di kelas sambil membaca-baca materi untuk Ulangan selanjutnya. Dan aku melakukan yang terakhir itu. Di sebelahku duduk kakak kelas 3, namanya Betty. Mba Betty juga melakukan hal yang sama, membaca. Sambil sesekali kami mengobrol santai. Tiba-tiba terdengar suara gaduh di belakang kelas, aku membalikkan badan untuk mencari tahu dari mana arah suara itu. Mataku mengarah seiring putaran bahu dan berhenti tepat di bangku pojokan kelas sebelah kanan. Bagai melihat pangeran turun dari langit, (Hahaha lebay!) tampak seorang cowo yang sedang melihat ke arahku. Kami saling bertatapan selama beberapa menit, tanpa kedip! Entah karena sama-sama terpesona atau karena emang kebetulan aja. Anehnya, jantungku berdegup kencang. Akhirnya aku membalikkan badan ke posisi semula, memegang buku dan mencoba meneruskan bacaanku, tapi sepertinya pikiranku mulai kacau. Yang ditatap sih buku, tapi yang ada dipikiran malah si cowo tadi.
Bel tanda 5 menit lagi Ulangan sesi 2 akan dimulai, berbunyi…
Rupanya cowo tadi tidak duduk di kelasku, dia ke kelasku hanya untuk menemui temannya yang sama-sama kelas 3D. Kebetulan di samping kiriku ada kaca jendela, saat aku melihat ke arah jendela… Wow!! Ternyata cowo itu berdiri dibalik jendela sedang berbicara dengan temannya, tapi kenapa matanya mengarah ke aku. “Aduuh..jangan2 dia udah berdiri disitu dari tadi, trus merhatiin aku. OMG!! Aku malu banget..” dan untuk kedua kalinya kami bertatapan lagi, hingga akhirnya dia pergi menuju kelasnya.
Hari berikutnya…
Sama seperti hari sebelumnya, cowo itu datang lagi ke kelasku saat istirahat. Kami pun bertatapan lagi tapi tak selama kemarin dan kali ini aku sudah bisa mengontrol degup jantungku. Hehehe… Aku beranikan diri untuk bertanya ke mba Betty.
“Mba, cowo yang lagi ngobrol sama mas Agus itu siapa sih?”
“Ooh..itu Puru. Emang kenapa dik?”
“Hmm.. ga papa mba cm nanya aja.” Begitu kataku sambil berusaha bersikap sealami mungkin biar ga mencurigakan.
Ulangan Umum selesai. Pembagian rapot. Libur seminggu. Masuk sekolah lagi.
Hari itu pelajaran Bahasa Indonesia, yang mengajar adalah Pak Petrus, wali kelasku. Oiya, aku selalu duduk di bangku paling depan bersama Ugi. Ugi ini orang pertama yang aku kenal saat pertama kali pindah ke Jogja dan kebetulan kami dapat kelas yang sama, 1D. Pak Petrus memulai pelajaran, dia menerangkan beberapa hal, kemudian memberikan soal. Saat anak-anak sedang mengerjakan soal, tiba-tiba beliau berkata
“Kemaren saya ngajar kelas 3, trus tiba-tiba ada yang berteriak “Pak, titip salam ya buat Tessa.””
Geeerrrrrrrr… sontak semua anak-anak di kelasku tertawa dan mengejekku.
“Cie…cie… ada yang dapet salam dari kakak kelas.”
“Siapa tuuuh???”
“Asiiik kita ditraktir makan-makan niih.”
Aduuuh aku malu banget saat itu, tapi seneng juga sih sebenernya. Cuma aku kan belum tahu siapa yang ngirim salam, mana pak Petrus juga ga mau kasih tahu siapa nama pengirimnya.
Teng.. Teng.. Teng..
Bel istirahat berbunyi, beberapa anak berhamburan keluar kelas, begitu juga aku tapi aku ga ke kantin. Aku hanya bermain bersama anak-anak di dekat kelas 1C. Huffftt… aku melihat seseorang datang berjalan ke arahku. Mas Puru! Dia mendekatiku dan menyerahkan sepucuk surat dan berlalu pergi tanpa kata. OMG… Cowo sekeren itu dan pujaan banyak cewe di sekolah ngasih aku surat di depan banyak orang ? Rasanya pengen terbang ke awan terus diem aja disana ga turun-turun karena malu. Akhirnya aku tinggalkan kerumunan teman-temanku itu dan masuk ke dalam kelas. Dengan muka berseri-seri aku buka surat itu.
“Dik, nanti pulang sekolah aku tunggu di gerbang. Kita pulang bareng ya!”
Hwaaaaaaaaaa…..rasanya pengen teriak sekeras-kerasnya.
Pelajaran selesai. Waktunya pulang. Aku memaksa Ugi untuk pulang bersamaku. Kami berdua berjalan menuju gerbang, tampak disana mas Puru sudah menunggu dengan sepedanya.
“Mas, pulangnya bareng Ugi ya.. soalnya aku biasa jalan kaki bareng dia.”
Ugi tiba-tiba berkata “Ngga usah, aku mau pulang mbonceng Yani aja.”
Aku langsung mengedipkan mata ke Ugi dan bilang “Ahhh biasanya juga pulang bareng aku, jalan kaki.”
Aku tetap menggandeng Ugi dan mulai berjalan. Mas Puru yang sedari tadi cuma diam aja tampak bingung, mungkin dia juga kecewa karena yang diajak pulang bareng kan aku, tapi aku malah ngajak Ugi juga. Akhirnya kita pulang bertiga, jalan kaki. Sepedanya mas Puru? Nah itu dia, sepedanya dituntun. Hahaha…
Begitulah yang terjadi setiap pulang sekolah, meskipun mas Puru pernah bilang kalau dia ga suka pulang bertiga, tapi aku ga mau. Aku tetep aja ngajak Ugi. Pernah suatu kali pas pulang bareng, kita jalan lewat jalan lain ga seperti biasanya. Pas lewat daerah yang banyak semak-semak dan pohon-pohon tinggi, saat lagi asik ngobrol sambil jalan, terdengar bunyi “kresek…kresek..” dibalik semak-semak. Kami berhenti dan memperhatikan ke arah suara itu dan ….
Hwaaaaa… Anjiiiiing!!
Tanpa pikir panjang, kami langsung lari dari kejaran anjing itu. Untungnya ada warga situ dan kami pun terselamatkan.
Hari berganti.. bulan berlalu.. mas Puru yang saat itu sudah kelas 3, lulus dan melanjutkan ke SMA. Begitu banyak kenangan yang dilalui, mulai dari pertama bertemu, kirim-kiriman surat, pulang sekolah bertiga, yang paling ga enak adalah dijutekin cewe-cewe yang pada naksir sama mas Puru (mulai dari fans-nya yang seangkatan sama aku sampai kakak kelas).
3 tahun kemudian, ternyata aku diterima di SMA yang sama dengan mas Puru dan kebetulan kelasku berhadapan dengan kelasnya. Terus pas ketemu di SMA, rasanya masih sama ga? Ngga! Hahaha. Rasanya biasa aja, paling cuma saling sapa aja, ga pernah ngobrol sama sekali. Hmm.. mas Puru udah ga sekeren SMP dan dia udah punya cewe.
Sekarang mas Puru sudah punya istri. Komunikasi kami baik-baik saja sampai saat ini, dia aku anggap seperti kakakku sendiri.


So, buat para ababil… ga usah deh yang namanya putus trus lama move on atau malah musuhan, kan mending sodaraan. Begitu lebih baik!
*sok tua banget ya gw*
^-^

Bizarre Love [NOT] Triangle Part 2





Siang itu… surya membelai bumi…
Ku terima sebuah undangan…
Ku buka dan ku baca…
Sampul berwarna merah…
Ada namamu…
Ku berlinang air mata
Ku harap kau bahagia…
Dengan gadis pilihan orangtuamu…
Biarlah ku mengalah…
Demi keutuhan engkau dan dia…
Walau hati ini luka…
Sendiri lagi… sendiri lagi…
Tanpa dirimu disisiku…
Sendiri lagi… sendiri lagi…
Ku coba untuk melupakanmu…
Sudah suratan harus begini…
Oh Tuhan tabahkanlah hati ini…

Hahaha… Sebenernya lagu ini ga ada hubungannya dengan cerita yang akan di tulis, Cuma tiba-tiba aja terngiang lagu Nike Ardila – Biarlah ku mengalah. Jadi inget pernah nyanyi lagu itu pas siang-siang pulang sekolah kelas 5 SD sambil jalan pepanasan turun dari angkot menuju rumah.
Kembali ke laptop!
Siang itu Via terkejut mendapati sebuah message di whatsapp. Sebuah nama tertera di layar tabletnya.
Tito

Pikiran Via pun secara otomatis flashback ke masa lalu. Mulai dari pertama bertemu di bandara, jalan-jalan bareng, berantem, kebiasaan bohongnya, kebiasaan menghilangnya sampai akhirnya harus berpisah tanpa kata di stasiun.

Tito: “Maaf ya beib lama gk ngabarin”

Wow… yang selama ini hilang bagai ditelan bumi, tiba-tiba muncul. Entah kenapa terbesit dalam pikiran Via kalau Tito sudah menikah, tapi Via sendiri masih ragu akan dugaannya itu. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Via membalas.

Via: “Sibuk banget kaaah? Atau udah merit? Hehehe”

3 menit kemudian ada balasan.
Tito: “Sibuk kerja sama tidur. Hotel lagi rame banget. Kemaren sempet sakit juga. Iya beib, maaf banget yaaa. Bukan gk mau komunikasi, beib. Cuma berharap gimana kalo aku udah nikah? Apa masih kaya gini? Apa my beiby masih anggap aku “my beiby” seperti yang aku lakuin?”

Dan chatting-an pun berlanjut.
Via: “Uhmm.. mana aku tahu kalo sakit segala. Ooh jadi beneran udah nikah?”

Tito: “Gimana kabar disana?”

Via: “Kabarnya sehat. Jadi beneran udah nikah?”

Tito: “Alhamdulillah kalo sehat. Akhir tahun pulang ke rumah gk? Kayanya ada yang abis bikin rumah nih. Bangunnya dmn?”

Via: “Di deket rumah mama. Iiih kok ga di jawab sih. Ngaku aja kali, kejujuran itu lebih berharga daripada kebohongan yang paling indah.”

Tito: “Oalah bangun rumah disana to. What if I say yes or no?”

Via: “Kalo emang udah, ya Alhamdulillah.”

Tito: “Hmmmmmm… Pelarian atau penantian tak kunjung usai ya?”

Via: “Maksudnya gimana?”

Tito: “Ya udah buat PR aja.”

Via: “Hmmm…udh kebanyakan PR! Ya udah kalo ga mau jelasin, padahal tadinya aku mau bilang sesuatu.”

Tito: “Mau bilang apa? Ya bilang aja beib, semisal salah ngomong juga gk apa-apa. U always be my beiby.”

Via: “Ogah..! Aku nanya aja belum di jawab.”

Tito: “Yaelah, udah dikasih clue-nya, dipilih aja salah satu beib.”

Via kembali me-review message sebelumnya dan 2 menit kemudian dia membalas…
Via: “Oalahhh…maksudnya mau bilang “Aku udah nikah, tapi aku ga mau bilang coz takut my beiby perasaannya jadi berubah ke aku. Aku akhirnya nikah karena pelarian atau penantian yang tak kunjung usai. But don’t worry coz U always be my beiby. Begitu kaaaaaaaaaaaaah?”

Tito: “Woooowww…. Tepuk tangaaaaan”

Via: “Yaelaaah ngaku begitu doank susah amat. Selamat ya, beib..”

Tito: “Mesti dikasih selamat ya? :-( Hmmm..”

Via: “Kan selamat itu doa, biar selalu selamat dan sehat. Trus jadinya nikah sama mba2 yang dulu itu?”

Tito: “Sama simbah2!”

Via: “Diiih ditanya malah kaya gitu jawabnya. Tanggal berapa nikahnya?”

Tito: “Emang penting ya, beib?

Via: “Penting doooonk, kan biar tahun depan aku bisa ngirim kado.”

Tito: “Hadeehh, gk usah repot-repot. Tanggal 32!”

Via: “Iiiih yang bener atuh…”

Tito: “Hmmm… terserah my beiby aja mau tanggal berapa. Pilih aja tanggalnya!”

Begitulah percakapan itu berakhir "menggantung" tanpa ada kejelasan.
Via akhirnya memutuskan untuk membuka Facebook, padahal selama ini dia sangat tidak berani untuk membuka FB-nya Tito karena takut bila melihat hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat. Kali ini rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya. Dan benar saja, ternyata Tito sudah menikah sejak 6 bulan yang lalu. 
Uwoooww !!!
Via menarik napas panjang, kemudian dia tersenyum sambil membatin…
 “Tuhan sudah mengatur segalanya dengan baik dan apapun yang telah terjadi pasti itu juga yang terbaik.”
 
^_^ 

16 October 2013

Air oh Air...

Pengen nangis, tapi terlalu cengeng rasanya...
Air dari saluran baunya sangat menyengat, udah kaya bau got. Meskipun air tersebut cuma dipakai untuk mandi dan nyuci, tapi tetep aja ga enak pas kehirup. Air sumur cuma bisa disedot pagi dan sore aja, itu pun paling banter dapet 2 ember @20 liter.
Hampir 3 bulan ini ga turun hujan, sumber air bahkan sungai pun mengering, padahal disini terkenal dengan pulau yang banyak sungainya, ternyata ga menjamin banyak air bersihnya. Semalam hujan turun lumayan deras, Alhamdulillah bs nadah air di ember trus dimasukin ke sumur, dapat sekitar 7 ember. Pagi tadi aku coba untuk menyalakan sanyo, ternyata airnya coklat. hikss.. baru dapat 3 ember, eh listriknya mati.

Semoga aku bisa segera pindah dari sini ke daerah yang lebih baik (menurutku).
Amiin...amiin ya rabbal'alamin.

04 August 2013

Pesta Ulang Tahun Ibu Ketua Bugar Studio

Suasana di Studio Bugar
Sekitar satu bulan yang lalu, tepatnya sebelum puasa.

Dari kiri: Vonny, Tini, Sophia, Me
 Knapa muka gue paling gede sendiri? mana kliatan bulet pula. Hadeehh..

16 July 2013

Gadis yang Terabaikan

Di sebuah desa tinggallah seorang gadis kecil bersama neneknya. Gadis kecil itu bernama Thalia. Dia hidup dengan sederhana. Orang tua Thalia bekerja sebagai TKI di luar negeri sejak dia berumur 12 tahun. Sebelumnya, dia tinggal dengan orang tuanya. Mereka terkenal sangat keras dan galak. Tak hanya sekali Thalia mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya, mulai dari dimarahi, dijewer, bahkan dipukul dengan benda-benda keras. Hal itu membuat Thalia menjadi pribadi yang murung, tidak percaya diri dan penakut. Sempat dia mencoba untuk kabur dari rumah, saat itu dia masih duduk di kelas 3 SD saat suatu malam dia mencoba membantu ibunya mengisi air mineral ke dalam botol untuk dimasukkan ke dalam kulkas. Sesudah mengisi semua botol dan akan dimasukkan ke kulkas, tanpa sengaja Thalia menyenggol salah satu botol hingga pecah. Melihat kejadian itu, ayahnya langsung memarahinya dan memukuli dengan gebukan kasur. Thalia menangis sesenggukan, maksud dia untuk membantu ternyata malah membuat petaka. Betisnya memar. Dia mencoba menahan rasa sakit itu dan berjalan perlahan menuju ke kamarnya. Selama beberapa lama dia menangis sambil berpikir dan terbesitlah ide untuk melarikan diri dari rumah. Dia mengambil beberapa baju dari lemarinya dan memasukkannya ke dalam tas sekolah, rencananya sepulang sekolah dia akan langsung kabur. Keesokkan harinya, sepulang sekolah... dia berjalan menuju halte bis. Hatinya galau segalau-galaunya. Dia bingung akan pergi kemana, dia juga takut kalau nanti orangtuanya sedih, tapi dia juga lelah bila terus menerus diperlakukan buruk. Sekitar 2 jam dia berdiri di halte, beberapa bis lewat begitu saja hingga akhirnya dia putuskan untuk pulang. Nyalinya terlalu ciut untuk kabur, ternyata dia begitu menyayangi orangtuanya meski apa yang telah mereka lakukan kepadanya. Turun dari bis, dia berjalan menuju ke rumahnya, langkahnya lunglai tak bersemangat. Sesampainya di rumah ibunya langsung memarahinya karena terlambat pulang. Lagi-lagi dia menangis dan langsung masuk ke kamarnya. Seringkali dia berpikir bahwa mungkin dia bukan anak kandung orangtuanya. 

Setelah lulus SD Thalia tinggal bersama neneknya, awalnya dia kira neneknya yang tinggal di desa dan jarang menjenguknya itu adalah nenek yang baik, ternyata tidak. Neneknya bahkan lebih kejam dari orangtuanya. Baru 3 bulan saja dia tinggal, berat badannya turun drastis. Selain sekolah, setiap hari kegiatan Thalia adalah beberes rumah, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci piring, menyapu halaman, mengelap kaca dan menimba air di sumur untuk memenuhi bak mandi. Dia juga sempat masuk rumah sakit karena terkena tifus dan demam berdarah, 1 minggu dia harus di opname di rumah sakit. Hari demi hari dilalui Thalia hingga tibalah saat pengumuman penerimaan mahasiswa baru, dia diterima! Dia senang sekali bisa masuk universitas bonafit yang sangat diinginkannya. Berhubung jarak rumah neneknya jauh dari kampus, akhirnya dia dimasukkan ke asrama kampus. Lumayan, iuran di asrama tersebut hanya Rp 18.000,-/bulan. Thalia senang sekali karena bisa terbebas dari segala aturan yang ada di rumah neneknya. Perlahan tubuhnya semakin berisi, tidak sekurus sebelumnya. Dia pun mulai mempunyai teman, bisa bermain dan belajar bersama teman-temannya. Hidupnya berubah 180 derajat. Dia menjadi periang, sampai suatu ketika orangtuanya pulang ke Indonesia untuk menghadiri upacara wisuda. Selesai wisuda, Thalia berencana untuk mencari pekerjaan, namun orangtuanya melarangnya. Mereka berencana untuk menikahkan Thalia dengan pria tua tapi kaya, pilihan otangtuanya. Thalia dengan mentah-mentah menolak rencana itu, dia menyampaikan bahwa dia sudah memiliki pria pilihannya, yaitu teman kuliahnya. Orangtua Thalia tetap memaksa. Pesta pernikahan pun telah disiapkan. Thalia semakin gundah gulana. Di malam sebelum hari pernikahannya, dia kabur dari rumah. Dia menemui kekasihnya, mereka berdua kabur tanpa arah tujuan. Setelah semalaman terjaga di sebuah taman, mereka memutuskan untuk menuju pelabuhan dan menaiki kapal. Sampailah mereka di sebuah pulau, entah apa namanya. Akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia  bersama anak cucu mereka di pulau tersebut.

15 July 2013

Cuaca oh Cuaca

Hoaahhmmm... Pengennya narik selimut lagi.
Saat ini jam udah nunjukkin pukul 12 siang, tapi begitu buka jendela rasanya kaya masih jam setengah 6 pagi. Mendung kelabu gitu deh, udah sejak seminggu yang lalu cuacanya kaya gini. Sang mentari lagi ga enak badan keknya, semingguan ini dia ga kliatan. Sebenernya sih enak pas puasa gini mendung, jadi ga kerasa ausnya, tapiiii masalahnya cucian terus menumpuk belom garing. Berharap smingguan ini cerah dooonk yaa!! plis plis om matahari nongol donk biar bisa kering nih cucian, udah gitu rabu sore rencananya pengen ngadain buka bersama dengan para bujang. Itung-itung beramal, kesian tuh para bujang yang ga keurus. Hahaha.. Mereka pada nagih bukber, malah kalo bisa skalian saur bersama. Hffftt... keknya kalo yang itu agak berat ya, coz harus bangun lebih pagi trus nyiapin segala tetekbengek. Taun kemaren pas puasa ngadain 2x bukber, Alhamdulillah berjalan lancar.. meskipun masak sendirian tapi lumayan deh selesai semua menu sebelum waktunya buka. Nah, taun ini masih bingung mau bikin menu apa. Terlepas dari itu semua yang paling penting adalah cuaca! mudah-mudahan aja cerah ceria. Amiin.

Puasa taun ini agak berbeda, coz jarang makan pas buka.. palingan makan nasi pas saur aja. Sebenernya bukan mau diet, cuman udah kebiasaan aja dari kemaren-kemaren sebelum puasa emang ga pernah makan malam. Paling banter makan puding atau agar2 or sayuran (kalo sayur sih tergantung mood. hahaha). Aneh bin ajaibnya, kenapa berat badan turunnya cuman dikit yaaah? hahaha.. tapi gpp juga deng daripada turun drastis malah mengerikan, dikira cacingan. Hiii...

Okay, udah jam segini mamen... waktunya sholat dzuhur en beberes. Met beraktivitas deh buat kalian semoga kuat puasanya mpe sore. Buat yang puasa setengah hari, met buka yaa!!!

14 July 2013

Lebih baik yang mana?

kalau punya pasangan lebih baik yang mana dan lebih pilih yang mana?
1. Kaya, manja, muka standar, pekerja keras, banyak fansnya, tapi keras kepala.
2. Ga terlalu kaya, ganteng, keren, modis, cuek, banyak fansnya, tapi sombong.
3. Lembut, terlihat setia, agak pendiam, tapi hobi koleksi video or gambar porno.
4. Penyayang, ga terlalu kaya, keren, ganteng, pendidikan lumayan, tapi bokis.
5. Cantik, body aduhai, pintar, pekerja keras, tapi sering bohong.
6. Cantik, jujur, baik hati, pekerja keras, tapi cerewet.
7. Muka standar, baik, kaya raya, royal, tapi ga setia.
8. Cantik, pintar, ga kaya, pandai berbicara, tapi matre.

Nah lho pilih yang mana?

17 June 2013

Apaan sih ga jelas banget !!


Pernah ga sih ngalamin komplikasi mood? 
Hari ini 17 Juni 2013 rasanya aku terserang itu.
Mungkin sebenarnya ini bukan pertama kalinya, pasti secara ga sadar sebelum ini aku pernah ngalamin.Ga enak emang hidup bergantung pada oranglain, ga bisa semaunya karena harus mikirin oranglain juga. Ada sih uang hasil ngajar and hasil nukerin dolar kemarin, tapi...ga bisa seenaknya juga buat ini itu. Pengen nonton Fast 6 tapi di bioskop sini udah ga tayang, pengen nonton Man of Steel tapi ga boleh. Pengen pulang bareng tapi harga tiket pesawat pas hari and jam segitu harganya mahal. Pengen pulang belakangan tapi aku yang bawa kunci. hffftt... sedeeehhh...

Yaa udah sana selamat bersenang-senang deh yang pada mo jalan ke Cibubur Junction !
I'm fine *air mata netes*
Dari awal udah kepikiran kalo sampe sini pengennya tiap hari olahraga, tapi apa boleh buat ternyata ujan mulu. Pengennya juga tiap hari ngetik jadi pas mau pulang udah bisa di print trus dikumpulin deh, tapi belum ada ide mau bikin koreo yang kaya gimana.

Stuck! berasa keciiiiiilllll banget di dunia.
Sepi, ga se-excited kemarin pas baru nyampe. Apa karena kemarin terlalu excited? tapi perasaan setiap kesini emang selalu excited, coz banyak hiburan, bisa makan apa aja and bisa kemana aja.

Entahlah, mungkin aku yang salah.

(-,-)
''''''''

14 June 2013

Dance

Sore ini baru aja pulang ngajar dance. Hmmm...cukup 2 lagu Agnes Monica - Hide and Seek ama Black Eyed Peas - Boom Boom Pow aja untuk 1 jam. Syukurnya yang diajarin cepet hapal jadi 1 jam 2 koreo untuk 2 lagu selesai. Malam ini harus tidur awal coz besok harus mimpin senam di PT. Wijaya Karya, alone....hiksss!!!!

Ganbatte!!! *nyemangati diri sendiri*

Berhubung mba Nana Sabtu jadi juri di Banjar, so hari Sabtu harus mimpin senam lagi di studio Bugar, tapi masih mending sih coz ada mama Putri yang nemenin di depan. Hehehe...

Alhamdulillah untuk semua berkah.
Hidup terkadang sulit jika kita berpikir itu sulit, tapi cobalah belajar untuk melihat semua masalah tidak hanya dari satu sisi saja. Cobaan adalah ujian untuk naik kelas, so.......... DONT GIVE UP !!!

LowkeR part 2



Hualoooo my blog!!!
Maafkan aku… 2 bulan ini ga pernah menjengukmu :p
Aku ambil foto ini saat menunggu sesi wawancara
Hmm.. ada kabar terbaru lho, ini tentang perusahaan yang waktu itu aku ceritain. Masih inget ga?
PT. SSB cabang Tanjung Adaro yang katanya buka lowongan untuk posisi accounting, tapi ternyata setelah test dan pengumuman bahwa aku diterima, ehh mendadak orang lain yang mengisi posisi tersebut.

Nah, udah inget kan? Oke mari kita lanjutkan!

Beberapa hari yang lalu seorang karyawan PT. SSB secara tidak sengaja bercerita tentang perusahaannya, termasuk manajemennya. Ternyata eh ternyata orang yang waktu itu secara tiba-tiba menempati posisi accounting adalah orang bawaan supervisor, lebih tepatnya mereka berteman. Benar dugaanku! Sejak awal aku sudah merasa ada yang tak beres, aku dan teman-teman yang lain harus mengikuti beberapa kali test, tetapi yang diterima malah orang lain. Lalu untuk apa diadakan test? Sementara yang diterima adalah orang yang sama sekali tidak mengikuti test. Dan untuk apa bagian HRD harus mengabarkan kalau aku diterima? Tapi dia bilang “mungkin” aku bisa masuk kerja setahun lagi dengan alasan job offering dari pusat belum turun.

Hffftt… aku sama sekali tidak menyesal tidak bekerja di perusahaan itu. Sangat disayangkan hal itu terjadi di zaman reformasi begini. Maybe budaya ini sudah mendarah daging di beberapa orang/tempat di bumi ini akibat peninggalan masa orde baru.
Buat teman-teman yang mengalami nasib sama, tenang aja, ga perlu khawatir karna setiap orang punya rejeki masing-masing dan itu ga mungkin tertukar kaya sandal jepit.

Bersyukur karena waktu itu tidak jadi bekerja di perusahaan tersebut, dengan begitu aku bisa menjalankan hobiku, mendapat honor pula. Sejak SD aku sangat suka olahraga dan menari. Dulu saat kelas 4 dan kelas 5 SD aku selalu mengikuti perlombaan SKJ, bahkan sampai tingkat propinsi. Aku juga sering tampil untuk menari tari tradisonal di berbagai acara penting di kota-ku.
Sudah 3 minggu ini aku istirahat di rumah karena menuruti anjuran dokter. Sebelumnya, aku mengajar atau menjadi pendamping senam di perusahaan seperti WIKA dan PAMA, di beberapa instansi seperti Polres, Dinas Pendapatan Daerah, Dishub, dan di studio milik mba Nana (setiap Selasa, Kamis, Sabtu). Aku juga mengajar hip hop dance untuk anak-anak dan les privat mata pelajaran bagi siswa Sekolah Dasar. Semuanya menyenangkan, terlebih lagi waktunya fleksibel, artinya saat aku capek atau sedang ada acara keluar kota, aku tinggal meliburkan saja. Coba bayangkan bila kerja di kantoran, mana bisa libur sesuka hati. Hehehe…

Begitulah hidup, bila kita melihat dari sisi negatif pastilah hidup itu melelahkan, tidak adil, dsb., tetapi bila kita selalu berpikir positif terhadap takdir Tuhan pastinya akan selalu happy dalam menjalankan apapun.akan ada hikmah disetiap kejadian. Ceileeee bahasa gue udah kaya orang tua aje. Hehehe….  Ingat: Apa yang terbaik menurut Tuhan mu, pasti itu yang terbaik bagimu.

VuL oF LuV