09 May 2011

BABEL

Tanjung Kelayang adalah sebuah pantai nelayan yang tenang. Tapi tidak seperti pantai nelayan lain yang pernah saya kunjungi, di pantai ini tidak tercium bau amis. Lautnya tetap biru, bersih, dan hanya sesekali terdengar suara mesin perahu penangkap ikan.

Di sisi kiri terdapat tumpukan bebatuan besar, yang selalu jadi ciri khas pantai-pantai di Belitung. Tempatnya sepi, nyaman, serta luar biasa indah. Tak heran bukit bebatuan tersebut jadi tempat favorit muda-mudi setempat. Bila Anda menaiki bebatuan itu hingga tempat yang cukup tinggi, Anda dapat melihat pemandangan birunya laut, beberapa pulau kecil berwarna hijau serta perahu nelayan di kejauhan. Sungguh liburan impian bagi saya.



Tanjung Tinggi terletak sekitar 3 km dari Tanjung Kelayang. Pantai ini merupakan ceruk yang dibatasi tebing batu. Pantainya cukup pendek, sehingga terasa sangat ramai pada akhir pekan. Dibandingkan dengan Tanjung Kelayang, ada lebih banyak warung makan dan toko kecil di pantai ini.

Setelah puas menikmati pantai di wilayah itu, pada keesokan harinya saya mengunjungi beberapa pulau kecil yang kabarnya sangat indah. Saya mengeluarkan uang untuk menyewa perahu seharga Rp 300 ribu per hari (akan jauh lebih hemat bila datang dengan rombongan).

Ditemani pengemudi perahu, saya berangkat pagi-pagi menuju Pulau Lengkuas dan sampai di sana dalam waktu kira-kira 30 menit.

Setibanya di Pulau Lengkuas, saya tidak sabar untuk segera menaiki mercusuar tua yang dibangun pada zaman Belanda namun masih berdiri kokoh dan berfungsi dengan baik. Ternyata cukup menakutkan.

Mercusuar itu dibangun pada 1882 dan terdiri dari 18 tingkat. Karena saya melepaskan sandal di kapal, kaki saya penuh dengan karat yang menempel di tangga mercusuar. Sedikit terengah-engah, akhirnya saya tiba di lantai paling atas. Pemandangan dari atas tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Langit biru bertemu dengan laut yang tidak kalah birunya. Pohon kelapa melambai-lambai bagai syair dari sebuah lagu lama.



Setelah puas mengambil gambar, saya pun turun untuk menikmati keindahan pulau. Ada beberapa buaian dan bangku kayu yang dipasang petugas mercusuar. Saya beristirahat sejenak kemudian berenang.

Tanpa mengindahkan baju saya yang basah kuyup, saya bergegas menuju perahu dan meminta pengemudi membawa saya ke pulau lain. Berbeda dengan saat berangkat, arus laut menjelang siang jauh lebih tenang. Kami pergi mengunjungi Pulau Burung.

Kami kembali ke Tanjung Kelayang menjelang sore. Perut lapar tak tertahankan. Setelah membersihkan badan, saya segera menuju ke restoran di penginapan. Tentu, saya ingin merasakan masakan khas Belitung, yaitu gangan.

Gangan adalah semacam gulai dengan bahan utama kepala ikan ketarap, namun dengan kuah yang lebih jernih dan segar. Sajian ini tambah istimewa dengan campuran nanas. Anda yang suka cita rasa tom yam, saya yakin akan ketagihan gangan bila mencoba.

Hari terakhir saya habiskan dengan mengelilingi pulau dengan motor sewaan seharga Rp 80 ribu sehari. Saya pergi ke Tanjung Pandan (sekitar 30-40 menit dari Tanjung Kelayang) menempuh jalanan yang cukup halus dan sepi. Hanya beberapa kali saya berpapasan dengan kendaraan lain.

Tetapi, Tanjung Pandan sendiri cukup ramai. Para pedagang durian berderet di depan toko-toko. Sayangnya, karena terlambat berangkat, waktu saya sangat singkat. Setelah berputar-putar di kota, saya pun kembali ke penginapan.

Liburan singkat namun berkesan telah berakhir. Tapi saya pasti akan kembali mengunjungi pantai-pantai indah di bagian timur.


Info akomodasi

Lor Inn mungkin merupakan hotel terbesar. Terletak di dekat Tanjung Tinggi, hotel seharga Rp 500 ribu per malam ini menyediakan berbagai fasilitas. Walau menghadap langsung ke pantai, hotel ini tidak berada di tepinya persis. Anda harus menyeberang jalan untuk sampai ke pantai.

Kelayang Cottages, tempat saya menginap, terdiri dari beberapa pondok kayu bercat warna-warni. Di setiap pondok terdapat sebuah tempat tidur sederhana dengan kelambu dan kamar mandi.

Penginapan ini terletak tepat di Pantai Tanjung Kelayang. Hanya beberapa langkah dari tepi pantai. Harga kamar mulai Rp 150 ribu, dan tersedia layanan antar-jemput ke bandara seharga Rp 150 ribu per trip.

Akomodasi lain di Tanjung Pandan antara lain Hotel Martani dan Wisma Martani.

Pulau Jeju, KOREA SELATAN

Selama beberapa generasi, Pulau Jeju adalah tujuan utama penduduk Korea Selatan untuk berbulan madu. Inilah lima alasannya.



Terletak di lepas pantai Korea Selatan, Jeju-do menerima ribuan pelancong dan pasangan bulan madu.

Penerbangan langsung dari kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Beijing dan Shanghai (dan dari bandara domestik Korea Selatan) serta persyaratan visa yang mudah semakin menjadikan Jeju tujuan menarik.

Terdapat taman nasional semitropis dengan luas 224 km persegi dan pantai yang penuh dengan air terjun.

Luas Jeju tiga kali lebih besar dari Seoul, tapi hanya setengah juta orang yang tinggal di sana. Akibatnya pulau ini terasa sepi sekaligus santai. Meski Anda tidak sedang berbulan madu, namun berlibur di Jeju akan membuat anda merasa seperti itu.

1. Puncak tertinggi di Korea Selatan


Gunung api Hallasan yang sedang tidur mencapai ketinggian 1950 meter di atas permukaan laut, tapi Anda bisa mendakinya dan turun lagi dalam sehari jika berangkat pagi. Hindari awan hujan di musim panas dan datanglah pada musim semi saat azalea berbunga, atau saat warna-warna musim gugur muncul atau malah musim dingin untuk melihat salju.

Hallasan adalah cagar biosfer UNESCO. Di dalamnya terdapat danau kawah, tanaman pegunungan, burung pematuk, bajing, kupu-kupu dan serangga. Banyak klub pecinta alam secara reguler mendaki jalur-jalur di sini dan melihat 368 gunung api parasit.

Hallasan National Park. www.hallasan.go.kr/english/. Tel: +82 64 713 9950.

2. Tuba lava


Satu lagi taman geologi UNESCO, Gua Manjang (Manjang Cave) memiliki panjang 8 kilometer dan Anda bisa berjalan sedalam 1 kilometer melihat terowongannya yang menyeramkan.

Terbentuk dari lahar yang mendingin, gua ini gelap, dingin, kadang sempit dan licin karena air. Di pojok-pojoknya terdapat kelelawar. Ini jelas bukan tempat bagi Anda yang takut ruang sempit.

Gunakan bus dari Terminal Bus Antarkota Jeju menuju Jocheon (local road 1132) dan turun di Pintu Masuk Manjanggul; dari sana ambil bus shuttle atau jalan kaki 20 menit. Tel +82 64 783 4818.


3. Patung kakek


Jeju sangat bangga dengan angin, batu dan perempuan-perempuan mereka. Bebatuan di sini unik karena terbentuk dari muntahan lahar. Sekitar 90% dari permukaan batunya adalah jenis basalt.

Tembok batu ini melindungi lapangan terbuka dari badai. Sekitar tahun 1750, untuk menakut-nakuti para penyerang, tukang batu mulai memahat “patung kakek” (dolharubang) yang menyeramkan. Patung ini berbentuk phallus yang mirip dengan patung-patung di Easter Island.

Ada 45 patung yang masih berdiri — tapi jangan tertiru dengan yang replika. Batu-batu ini adalah simbol budaya kuno yang unik tentang dewa-dewa dan legenda rakyat.

Tengok patung-patungnya di sekeliling pulau dan cari tahu lebih lanjut di Jeju Stone Park.

4. Perempuan penyelam


Pada zaman ketika para pria Jeju menghilang selama berminggu-minggu di kapal nelayan mereka, harus ada yang tetap tinggal dan mengangkuti batu supaya makanan tersedia di rumah.

Karena padi tak mau tumbuh di pulau yang keras dan berangin ini, perempuan pun belajar menyelam untuk mencari gurita, abalone, kerang, cumi dan rumput laut. Kini, para perempuan laut perkasa ini (haenyo) bisa menyelam 10-20 meter tanpa alat bantu, dan menjadi terkenal seantero Korea Selatan.

Rata-rata haenyo ini berusia 65 tahun. Beberapa orang masih menyelam hingga usia 80 tahun dengan pakaian selam. Anda bisa melihat mereka bekerja di seluruh pulau termasuk Pantai Jungmun, Seogwipo.

Haenyeo Museum. 3204 Hado-ri, Gujwa-eup, Jeju. Tel. +82 64 710 7779. Dari Terminal Bus Ekspres Jeju, ambil bus rute 1132 menuju Saehwa atau Seongsan dan turun di Menara Peringatan Anti-Jepang Jeju Haenyeo (60 menit).


5. Pantai-pantai indah


Pantai Jungmun: Sapuan pemandangan pasir, laut biru dan tanaman hijau merambat. Letaknya tepat di belakang kolam renang ala Vegas yang terdapat di kompleks mega-hotel Lotte World. Ia dilengkapi dengan tebing palsu, perahu kayuh berbentuk angsa dan kincir angin Belanda.

Kecuali ketika musim panas, pantai indah ini kosong. Pantai-pantai lain yang bisa dinikmati untuk berenang atau berselancar adalah Teluk Emerald, Gwakiji, Hamdoek, dan Shinyang.

Pantai Jungmun, Seogwipo, terletak di selatan, sekitar satu jam dari Kota Jeju.

Sumber: Yahoo news

29 April 2011

Avril Lavigne - What The Hell

You say that I'm messing with your head
(yeah, yeah, yeah, yeah)
All 'cause I was making out with your friend
(yeah, yeah, yeah, yeah)
Love hurts, whether it's right or wrong
(yeah, yeah, yeah, yeah)
I can't stop 'cause I'm having too much fun
(yeah, yeah, yeah, yeah)

You're on your knees,
beggin' please
'stay with me'
But honestly,
I just need to be a little crazy

All my life I've been good but now,
I'm thinking 'What the hell'
All I want is to mess around,
and I don't really care about
If you love me, if you hate me,
you can't save me, baby, baby
All my life I've been good but now,
whoa 'What the hell'

What,
What,
What,
What the hell

So what if I go out on a million dates
(yeah, yeah, yeah, yeah)
You never call or listen to me anyway
(yeah, yeah, yeah, yeah)
I'd rather rage than sit around and wait all day
(yeah, yeah, yeah, yeah)
Don't get me wrong,
I just need some time to play (yeah)

You're on your knees,
beggin' please
'stay with me'
But honestly,
I just need to be a little crazy

All my life I've been good but now,
I'm thinking 'What the hell'
All I want is to mess around,
and I don't really care about
If you love me, if you hate me,
you can't save me, baby, baby
All my life I've been good but now,
whoa 'What the hell'

La la la la la la la la, whoa, whoa
La la la la la la la la, whoa, whoa

You say that I'm messing with your head
Boy, I like messing in your bed
Yeah, I am messing with your head
When I'm messing with you in bed

All my life I've been good but now,
I'm thinking what the hell (what the hell)
All I want is to mess around and I don't really care about (I don't care about)
All my life I've been good but now, I'm thinking what the hell
All I want is to mess around and I don't really care about. (if you love me)
If you love me (no), if you hate me (no)
You can't save me, baby, baby (if you love me)
All my life I've been good but now, whoa, what the hell

La la, La la la la la la, La la, La la la la la la la

27 April 2011

Mimikri vs Hibernasi

Ahihihii...
Jangan salah kira, beneran ga ada apa-apa kok.
Memang di dunia ini ga ada yang "ga mungkin" tapi...
untuk kasus ini secara logika aja udah jauh banget kalo disambungin.
Mulai dari hal dasar sampai kebiasaan aja beda banget.

Meski satu alam tapi berbeda dimensinya. hehehe

Aku sendiri ga tau apa ini namanya, hmm..mungkin bs dikatakan simbiosis mutualisme.
Yang satu suka ber-mimikri, yang satu suka ber-hibernasi.

Aku ga mau memikirkan atau menebak-nebak yang akan terjadi.

18 April 2011

Morning Breeze

I don't know why...but these morning i'm feeling happy

Alhamdulillah, thanks God for this happiness \('.') /

Buat yang mau piket pagi, upacara bendera, bekerja dan mengajar..

Have a good work ya!!!

VuL oF LuV