Siang itu… surya membelai
bumi…
Ku terima sebuah undangan…
Ku buka dan ku baca…
Sampul berwarna merah…
Ada namamu…
Ku berlinang air mata
Ku harap kau bahagia…
Dengan gadis pilihan
orangtuamu…
Biarlah ku mengalah…
Demi keutuhan engkau dan
dia…
Walau hati ini luka…
Sendiri lagi… sendiri lagi…
Tanpa dirimu disisiku…
Sendiri lagi… sendiri lagi…
Ku coba untuk melupakanmu…
Sudah suratan harus begini…
Oh Tuhan tabahkanlah hati
ini…
Hahaha… Sebenernya lagu ini ga ada
hubungannya dengan cerita yang akan di tulis, Cuma tiba-tiba aja terngiang lagu
Nike Ardila – Biarlah ku mengalah. Jadi inget pernah nyanyi lagu itu pas siang-siang
pulang sekolah kelas 5 SD sambil jalan pepanasan turun dari angkot menuju
rumah.
Kembali ke laptop!
Siang itu Via terkejut mendapati sebuah message di whatsapp. Sebuah nama tertera di layar tabletnya.
Tito
Pikiran Via pun secara otomatis flashback ke masa lalu. Mulai dari
pertama bertemu di bandara, jalan-jalan bareng, berantem, kebiasaan bohongnya, kebiasaan
menghilangnya sampai akhirnya harus berpisah tanpa kata di stasiun.
Tito: “Maaf ya beib lama gk ngabarin”
Wow… yang selama ini hilang bagai ditelan
bumi, tiba-tiba muncul. Entah kenapa terbesit dalam pikiran Via kalau Tito
sudah menikah, tapi Via sendiri masih ragu akan dugaannya itu. Setelah berpikir
beberapa saat, akhirnya Via membalas.
Via: “Sibuk banget kaaah? Atau udah merit? Hehehe”
3 menit kemudian ada balasan.
Tito: “Sibuk kerja sama tidur. Hotel lagi rame
banget. Kemaren sempet sakit juga. Iya beib, maaf banget yaaa. Bukan gk mau
komunikasi, beib. Cuma berharap gimana kalo aku udah nikah? Apa masih kaya
gini? Apa my beiby masih anggap aku “my beiby” seperti yang aku lakuin?”
Dan chatting-an pun berlanjut.
Via: “Uhmm.. mana aku tahu kalo sakit segala.
Ooh jadi beneran udah nikah?”
Tito: “Gimana kabar disana?”
Via: “Kabarnya sehat. Jadi beneran udah nikah?”
Tito: “Alhamdulillah kalo sehat. Akhir tahun
pulang ke rumah gk? Kayanya ada yang abis bikin rumah nih. Bangunnya dmn?”
Via: “Di deket rumah mama. Iiih kok ga di
jawab sih. Ngaku aja kali, kejujuran itu lebih berharga daripada kebohongan
yang paling indah.”
Tito: “Oalah bangun rumah disana to. What if I
say yes or no?”
Via: “Kalo emang udah, ya Alhamdulillah.”
Tito: “Hmmmmmm… Pelarian atau penantian tak
kunjung usai ya?”
Via: “Maksudnya gimana?”
Tito: “Ya udah buat PR aja.”
Via: “Hmmm…udh kebanyakan PR! Ya udah kalo ga mau
jelasin, padahal tadinya aku mau bilang sesuatu.”
Tito: “Mau bilang apa? Ya bilang aja beib, semisal
salah ngomong juga gk apa-apa. U always be my beiby.”
Via: “Ogah..! Aku nanya aja belum di jawab.”
Tito: “Yaelah, udah dikasih clue-nya, dipilih aja salah satu beib.”
Via kembali me-review message sebelumnya dan 2 menit kemudian dia membalas…
Via: “Oalahhh…maksudnya mau bilang “Aku udah
nikah, tapi aku ga mau bilang coz takut my beiby perasaannya jadi berubah ke
aku. Aku akhirnya nikah karena pelarian atau penantian yang tak kunjung usai. But
don’t worry coz U always be my beiby. Begitu kaaaaaaaaaaaaah?”
Tito: “Woooowww…. Tepuk tangaaaaan”
Via: “Yaelaaah ngaku begitu doank
susah amat. Selamat ya, beib..”
Tito: “Mesti dikasih selamat ya? :-( Hmmm..”
Via: “Kan selamat itu doa, biar selalu selamat
dan sehat. Trus jadinya nikah sama mba2 yang dulu itu?”
Tito: “Sama simbah2!”
Via: “Diiih ditanya malah kaya gitu jawabnya. Tanggal
berapa nikahnya?”
Tito: “Emang penting ya, beib?
Via: “Penting doooonk, kan biar tahun depan
aku bisa ngirim kado.”
Tito: “Hadeehh, gk usah repot-repot. Tanggal
32!”
Via: “Iiiih yang bener atuh…”
Tito: “Hmmm… terserah my beiby aja mau tanggal
berapa. Pilih aja tanggalnya!”
Begitulah percakapan itu berakhir "menggantung" tanpa ada kejelasan.
Via akhirnya memutuskan untuk membuka
Facebook, padahal selama ini dia sangat tidak berani untuk membuka FB-nya Tito
karena takut bila melihat hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat. Kali ini
rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya. Dan benar saja, ternyata Tito
sudah menikah sejak 6 bulan yang lalu.
Uwoooww !!!
Via menarik napas panjang, kemudian dia
tersenyum sambil membatin…
“Tuhan
sudah mengatur segalanya dengan baik dan apapun yang telah terjadi pasti itu
juga yang terbaik.”
1 comment:
hahahahahaahahaaa!!! koq kaya sesuatu ya?
Post a Comment