31 December 2013

Bizarre Love [NOT] Triangle Part 2





Siang itu… surya membelai bumi…
Ku terima sebuah undangan…
Ku buka dan ku baca…
Sampul berwarna merah…
Ada namamu…
Ku berlinang air mata
Ku harap kau bahagia…
Dengan gadis pilihan orangtuamu…
Biarlah ku mengalah…
Demi keutuhan engkau dan dia…
Walau hati ini luka…
Sendiri lagi… sendiri lagi…
Tanpa dirimu disisiku…
Sendiri lagi… sendiri lagi…
Ku coba untuk melupakanmu…
Sudah suratan harus begini…
Oh Tuhan tabahkanlah hati ini…

Hahaha… Sebenernya lagu ini ga ada hubungannya dengan cerita yang akan di tulis, Cuma tiba-tiba aja terngiang lagu Nike Ardila – Biarlah ku mengalah. Jadi inget pernah nyanyi lagu itu pas siang-siang pulang sekolah kelas 5 SD sambil jalan pepanasan turun dari angkot menuju rumah.
Kembali ke laptop!
Siang itu Via terkejut mendapati sebuah message di whatsapp. Sebuah nama tertera di layar tabletnya.
Tito

Pikiran Via pun secara otomatis flashback ke masa lalu. Mulai dari pertama bertemu di bandara, jalan-jalan bareng, berantem, kebiasaan bohongnya, kebiasaan menghilangnya sampai akhirnya harus berpisah tanpa kata di stasiun.

Tito: “Maaf ya beib lama gk ngabarin”

Wow… yang selama ini hilang bagai ditelan bumi, tiba-tiba muncul. Entah kenapa terbesit dalam pikiran Via kalau Tito sudah menikah, tapi Via sendiri masih ragu akan dugaannya itu. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Via membalas.

Via: “Sibuk banget kaaah? Atau udah merit? Hehehe”

3 menit kemudian ada balasan.
Tito: “Sibuk kerja sama tidur. Hotel lagi rame banget. Kemaren sempet sakit juga. Iya beib, maaf banget yaaa. Bukan gk mau komunikasi, beib. Cuma berharap gimana kalo aku udah nikah? Apa masih kaya gini? Apa my beiby masih anggap aku “my beiby” seperti yang aku lakuin?”

Dan chatting-an pun berlanjut.
Via: “Uhmm.. mana aku tahu kalo sakit segala. Ooh jadi beneran udah nikah?”

Tito: “Gimana kabar disana?”

Via: “Kabarnya sehat. Jadi beneran udah nikah?”

Tito: “Alhamdulillah kalo sehat. Akhir tahun pulang ke rumah gk? Kayanya ada yang abis bikin rumah nih. Bangunnya dmn?”

Via: “Di deket rumah mama. Iiih kok ga di jawab sih. Ngaku aja kali, kejujuran itu lebih berharga daripada kebohongan yang paling indah.”

Tito: “Oalah bangun rumah disana to. What if I say yes or no?”

Via: “Kalo emang udah, ya Alhamdulillah.”

Tito: “Hmmmmmm… Pelarian atau penantian tak kunjung usai ya?”

Via: “Maksudnya gimana?”

Tito: “Ya udah buat PR aja.”

Via: “Hmmm…udh kebanyakan PR! Ya udah kalo ga mau jelasin, padahal tadinya aku mau bilang sesuatu.”

Tito: “Mau bilang apa? Ya bilang aja beib, semisal salah ngomong juga gk apa-apa. U always be my beiby.”

Via: “Ogah..! Aku nanya aja belum di jawab.”

Tito: “Yaelah, udah dikasih clue-nya, dipilih aja salah satu beib.”

Via kembali me-review message sebelumnya dan 2 menit kemudian dia membalas…
Via: “Oalahhh…maksudnya mau bilang “Aku udah nikah, tapi aku ga mau bilang coz takut my beiby perasaannya jadi berubah ke aku. Aku akhirnya nikah karena pelarian atau penantian yang tak kunjung usai. But don’t worry coz U always be my beiby. Begitu kaaaaaaaaaaaaah?”

Tito: “Woooowww…. Tepuk tangaaaaan”

Via: “Yaelaaah ngaku begitu doank susah amat. Selamat ya, beib..”

Tito: “Mesti dikasih selamat ya? :-( Hmmm..”

Via: “Kan selamat itu doa, biar selalu selamat dan sehat. Trus jadinya nikah sama mba2 yang dulu itu?”

Tito: “Sama simbah2!”

Via: “Diiih ditanya malah kaya gitu jawabnya. Tanggal berapa nikahnya?”

Tito: “Emang penting ya, beib?

Via: “Penting doooonk, kan biar tahun depan aku bisa ngirim kado.”

Tito: “Hadeehh, gk usah repot-repot. Tanggal 32!”

Via: “Iiiih yang bener atuh…”

Tito: “Hmmm… terserah my beiby aja mau tanggal berapa. Pilih aja tanggalnya!”

Begitulah percakapan itu berakhir "menggantung" tanpa ada kejelasan.
Via akhirnya memutuskan untuk membuka Facebook, padahal selama ini dia sangat tidak berani untuk membuka FB-nya Tito karena takut bila melihat hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat. Kali ini rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya. Dan benar saja, ternyata Tito sudah menikah sejak 6 bulan yang lalu. 
Uwoooww !!!
Via menarik napas panjang, kemudian dia tersenyum sambil membatin…
 “Tuhan sudah mengatur segalanya dengan baik dan apapun yang telah terjadi pasti itu juga yang terbaik.”
 
^_^ 

1 comment:

Unknown said...

hahahahahaahahaaa!!! koq kaya sesuatu ya?


VuL oF LuV