Terkadang apa yang terjadi adalah
sesuatu yang tidak diharapkan
or
Terkadang apa yang diharapkan tak
selalu menjadi kenyataan
Begitulah kehidupan
Sekitar 7 bulan yang lalu, aku mendapat informasi
tentang lowongan pekerjaan di PT. SSB. Lowongan yang dibutuhkan adalah
accounting. Perusahaan tersebut sangat membutuhkannya segera karena accounting
yang lama mengundurkan diri (dengan alasan mengikuti suami).
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengirimkan
lamaran ke perusahaan tersebut. Seminggu kemudian, aku dipanggil untuk test.
Mulai dari test komputer, test IQ, TPA, Toefl dan wawancara. Setelah semua test
selesai, orang bagian HRD mengabarkan bahwa aku lulus test dan diterima, nanti
akan diinformasikan lagi tanggal mulai masuk kerja sambil menunggu job
offering dari kantor pusat (di Jakarta). Aku juga diminta untuk
bersiap-siap mengikuti training di Samarinda selama 3 minggu. Senang?
jelas! karena itu adalah hal yang sangat aku tunggu.
Beberapa tawaran pekerjaan/ ajakan untuk
travelling dari seorang teman aku tolak semua, dengan alasan aku akan siap-siap
untuk mulai bekerja. Perlengkapan untuk berangkat training pun aku
siapkan, packing baju dan membeli beberapa celana jeans (karena
di SSB bekerja menggunakan jeans, hem seragam dan sepatu boots). Namun
anehnya, setelah informasi penerimaan tersebut, tak ada kabar apapun. Aku
menunggu sampai 2 minggu, 1 bulan, sampai akhirnya 3 bulan belum juga ada kabar
hingga akhirnya aku putuskan untuk bertanya langsung ke bagian HRD yang waktu
itu mengabarkan bahwa aku di terima. Percakapannya kurang lebih seperti ini :
Aku : "Selamat siang, maaf mas mau tanya
kapan saya mulai masuk kerja?"
HRD : "Siang mba. Waduh bagaimana ya saya
menjelaskannya. Hmmm.. job offering dari Jakarta belum turun, terlebih
lagi ada masalah budget yang belum disetujui. Jadi saya juga belum bisa
memastikan kapan mba mulai bekerja."
Aku : "Oohh begitu. Kira-kira kalau boleh
tau, saya harus menunggu sampai kapan?"
HRD : "Mungkin sekitar 1 tahun lagi, atau
semisal nanti ada kabar dari pusat, mba akan langsung saya kabari"
Begitulah penjelasan yang kudapat. Anehnya lagi
beberapa minggu setelah informasi tersebut, aku mendapat kabar dari salah
seorang teman yang bekerja di kantor sebelahnya kantor SSB. Dia mengatakan
bahwa di SSB ada karyawan baru seorang wanita. Hmmm...membingungkan! ketika
wawancara, sang bos mengatakan bahwa hanya membutuhkan 1 orang untuk posisi
accounting, jikalau aku diinfokan diterima bekerja sebagai accounting, lantas
orang itu ada di jabatan apa? atau memang dia yang diterima sebagai accounting,
tapi kenapa aku dikabari bahwa aku diterima? Terus, katanya (menurut informasi
temanku) wanita itu bernama N****, padahal saat test, mulai dari test awal
sampai akhir aku tidak bertemu/ tidak melihat nama itu di daftar calon pelamar.
Ada juga berita yang kudengar bahwa suami dari N**** adalah teman sang
bos.
Well, yang aku sesalkan bukan karena tidak jadi
bekerja di perusahaan tersebut, tetapi mengapa itu bisa dilakukan oleh sebuah
perusahaan yang mempunyai nama besar.
Aku yakin Tuhan tak pernah tidur. Dia pasti lebih
mengetahui apa yang terbaik untukku.
Rejeki itu bukan sandal jepit, tak mungkin
tertukar dengan yang lain \(^_^)/
Cerita ini aku tulis tanpa bermaksud
merendahkan pihak lain, tetapi hanya untuk berbagi pengalaman saja.
1 comment:
Terkadang sesuatu yang ga bisa dijelaskan oleh akal manusia, pada saat yang tepat Tuhan akan kasih jawaban atas semua yang terjadi...tanpa kompromi dan basa basi...
Post a Comment