27 April 2014

Pernyataan Cinta Dua Pria Dalam Sehari



Ada yang pernah “ditembak” 2 orang dalam sehari ???
Pernah?
Hmmm… Sama! Saya juga! *Ikutan kata2 si Uya Kuya*
Jadi tuh kemarin siang pas lagi nyuci piring tiba-tiba aja keinget kejadian ini dan baru hari ini sempet nulis di blog. Ceritanya begini …
A few years ago when I was sitting on class 2 of Senior High School. Aku ikut les di salah satu tempat les paling “oke” pada jamannya, apalagi yang ngiklanin si Doel Anak Sekolahan dan waktu itu aku memilih untuk les di cabang pusat, lokasi dimana iklan itu dibuat. Sebenarnya memilih cabang itu bukan karena faktor tersebut, cuma pengen punya teman-teman baru aja. Kalau les di cabang yang ada di kotaku, pasti muridnya teman-teman di SMA aku juga. Bosen!
Jadwal lesku Senin – Rabu – Jumat. Setiap pulang sekolah aku langsung meluncur ke tempat les, kecuali hari Jumat karena jam 11 sekolah sudah bubar jadi bisa pulang dulu ke rumah buat ganti baju. Jarak dari sekolahku ke tempat les cukup jauh, perjalanan naik bus sekitar 1 jam, itupun kalau busnya ga ngetem. Hari pertama masuk les masih canggung, secara belum kenal siapapun tapi lama kelamaan bisa membaur. Asyik juga bisa punya teman dari berbagai sekolah di Jogja, bisa tukar pikiran, info dan pengetahuan. Berasa jadi “katak keluar tempurung” hahaha…
Les selesai jam 17.30. Nah, padahal jam segitu udah jarang bus kecil yang rutenya lewat rumahku. Jadi untung-untungan deh, apesnya kalau bus kecil sudah habis terpaksa naik bus besar antar propinsi. Hufff…hati-hati aja jangan sampai ketiduran biar ga kebawa ke propinsi lain. Hahaha… untungnya aja aku ga sendiri, ada Dewi dan Yusuf yang rutenya searah denganku. Dewi itu orangnya kurus, tinggi sekitar 155-160, rambutnya bergelombang sebahu, kulit sawo matang dan pakai kacamata. Yusuf itu orang Palembang, tingginya sekitar 160-165, kulit putih, ga kurus tapi juga ga gendut, lumayan enak dipandanglah *hadehh..pemandangan kali ahh*, dia pindah ke Jogja setelah lulus SMP dan tinggal bersama kakaknya. Yusuf ini baik sama aku, kalau di bus ada 1 kursi kosong pasti dia suruh aku untuk duduk, bukan Dewi. Yusuf ini di kelas pendiam, tapi di bus dia bisa cerita panjang lebar. Sewaktu Yusuf ga berangkat les, aku pulang sama Dewi dan di bus dia cerita tentang Yusuf.
“Eh, si Yusuf itu aneh orangnya!” Kata Dewi
“Aneh gimana sih?” Jawabku bingung.
“Dia dan aku udah ikut les dari kelas 1, tiap pulang les pasti bareng naik busnya tapi kenapa dia sama sekali belum pernah ngajak ngomong aku? Kenapa juga dia bisa akrab sama kamu, padahal kalian baru aja kenal?!”
“Hahaha…dia takut kali sama kamu atau jangan-jangan dia naksir kamu, tapi malu jadinya diem aja.”
“Iiihh… ga mungkin banget!”
“Hahaha…ya udah besok aku tanyain ke orangnya.”
“Eeehh… ga usah, ga usah.”

Jumat, 5 Oktober
Hari itu pulang sekolah lebih awal karena guru-guru pada rapat, sekitar jam 9an kalau ga salah. Kebetulan hari itu aku berencana ke kantor POS untuk mengambil beasiswa bulanan. Lumayanlah, sejak kelas 1 dapat 2 beasiswa pendidikan dari Supersemar (karena selalu masuk ranking 5 besar saat SMP dan bisa masuk SMA Negeri) dan Pertamina (yang ini lupa karena apa ya, kayanya sih tetap berhubungan ama nilai akademik). Tadinya mau naik angkot ke kantor POS yang jaraknya cuma 2km dari sekolah, eh tiba-tiba ada yang nawarin mau nganter. Lumayan, ngirit ongkos dan ngirit waktu daripada kelamaan nunggu angkot lewat. Oiya, yang nganter namanya L. Sebelum dia mengantarku pulang, dia mengajak aku mampir ke rumahnya untuk dikenalkan dengan kakaknya. Hanya sebentar aku berbincang-bincang dengan kakaknya karena dia harus siap-siap untuk berangkat kuliah, sementara itu aku dan L masih melanjutkan obrolan di teras hingga tiba-tiba suasana menjadi hening.
“Kamu udah punya pacar belum?” Kata L.
“Belum.” Jawabku pelan.
“Hmmm… boleh ga aku jadi teman dekatmu?”
“Hah? Maksudnya?”
“Aduhhh..gimana ya ngomongnya, ya itu tadi…”
“Iya, maksudnya teman dekat tuh apa? Bukankah selama ini emang udah berteman?”
“Hmmm…Pacar!” L menjawab dengan malu-malu.
“Duuuhh…gimana ya? Ini ga harus dijawab sekarang kan?”
“Hmmm…ngga sih! Tapi jangan lama-lama juga jawabnya, aku kasih waktu 1 minggu buat mikir.”
“Hahaha… Oke deh!”
Catatan kaki ^-^
L ini teman sekelasku, kami sudah akrab dari kelas 1. Semua berawal dari kebiasaan kami bertukar sepatu, maklum telapak kakiku ini big size mirip ukuran kaki cowok *hedeww*. Nah sejak itu jadi akrab, sering ngobrol pas istrirahat, makan bareng di kantin dan maen bareng anak-anak 1 genk. Meskipun waktu itu sempat terjadi kesalahpahaman ketika kenaikan kelas yang bikin kami berdua cuek-cuekan selama beberapa waktu, tapi akhirnya pas kelas 2 bisa akrab lagi. Dia mulai sering duduk satu bangku dengan aku. Kadang kalau dia datang lebih awal, pasti dia menaruh “sesuatu” di laci meja, jadi pas aku datang dan ingin menaruh tas di laci… jreng… jreeeng… aku menemukan sebungkus coklat dan atau setangkai bunga mawar merah.

Setelah pamit dengan kakaknya, akhirnya L mengantarku pulang. Sorenya aku berangkat les seperti hari Jumat sebelum-sebelumnya. Les selesai. Hari itu Dewi tidak berangkat, otomatis aku hanya menunggu bus berdua dengan Yusuf. Tumben banget bus lewat lebih cepat dari biasanya dan banyak bangku yang kosong. Aku dan Yusuf duduk sejajar bersebelahan, kami melanjutkan obrolan yang tadi sebelum naik bus. Beberapa saat setelah pembahasan tadi selesai, tiba-tiba …
“Cha, kamu tau kan kalau aku pemalu. Aku jarang ngobrol sama oranglain, tapi ga tau kenapa aku bisa ngobrol banyak sama kamu. Akuuu.. suka sama kamu. Kamu mau ga jadi pacarku?”
“Haaaahhhhh!!! Oh My God ada apa dengan orang-orang hari ini ya?” Aku shocked!
“Maksudnya?”
“Eeee..engga..engga, aduh kok malah jadi aneh ya. Aku kaget aja, ga nyangka kamu bakal bilang hal ini. Lagian kita kan baru kenal 3 bulan, ketemu aja seminggu cuma 3 kali. Apa kamu ga salah?”
“Maaf kalau aku bikin kaget. Emang sih kita baru kenal 3 bulan, tapi aku merasa cocok sama kamu. Kita bisa nyambung ngobrolin apa aja. Setiap hari aku kepikiran kamu. Aku banyak cerita tentang kamu ke teman-teman cowokku di kelas. Bahkan untuk nembak kamu aja tadi di sekolah aku latihan ngomong sama temanku.”
“Ya ampuuunn. Hahaha… kamu lucu banget sih. Aku hargai usahamu untuk mengungkapkan perasaan, tapi aku sendiri bingung mau jawab apa. Aku perlu waktu untuk berpikir.”
“Iya, mungkin aku terlalu terburu-buru. Baiklah aku kasih kamu waktu untuk berpikir.”
Les berikutnya hari Senin. Aku bertemu Yusuf. Setelah aku pikirkan selama beberapa hari, akhirnya aku putuskan untuk berteman saja. Karena bagaimana bisa aku menerimanya sementara aku belum begitu mengenalnya. Bayangin aja 3 bulan itu sama dengan 12 minggu kalau seminggu les 3 kali berarti baru ketemu 36 kali itupun belum dipotong hari ketika aku atau Yusuf ga berangkat les. Sejak jawabanku saat itu Yusuf tidak pernah lagi berangkat les dan sayangnya aku tak punya no HP-nya sehingga kami benar-benar lost contact. Jika suatu saat Yusuf membaca ini, mungkin dia sudah bisa berpikir dewasa dan mengerti mengapa aku menolaknya. Maaf ya… *Pisss!!*

Heran deh, kenapa kebanyakan orang yang diputusin or dikecewakan karena hal lain kebanyakan malah frustasi, bahkan yang ekstrimnya ada yang sampai bunuh diri. Helloooo!!! Rugi banget kan kalau kaya gitu, dosa pula, yang ada malah orang yang mutusin atau ngecewain jadi ga respect.
Aku??? Hahaha… aku juga pernah dikecewain, bukan cuma sekali malah. Sedih ga? Sedih bangeeettt nangis seember, hahaha ngga…ngga… nangis sih tapi masih sewajarnya aja, paling banting-banting galon kosong. Hahaha…besokannya udah berusaha tegar dan pasang strategi untuk balas dendam! *melirik dengan memicingkan mata* Hahaha…
Saran aja buat kamu-kamu yang sedang dikecewakan, balaskan dendammu dengan menjadi manusia yang lebih baik lagi, tunjukkan pada orang tersebut bahwa kamu bisa jadi orang hebat tanpa dia dan buat dia menyesal seumur hidupnya karena telah menyia-nyiakanmu!
Fighting!!! *gaya Hyun Eun Hye*

No comments:


VuL oF LuV