17 September 2012

Pelecehan Sek(s)uel



Beberapa hari yang lalu seorang teman memberikan link diatas, intinya menceritakan tentang pengalamannya yang mendapat perlakuan tidak terpuji (pelecehan) dari beberapa oknum Satpol PP di Pos Penjagaan Kantor Walikota Jogja. 

Aku sendiri kurang paham batasan mengenai pelecehan, terutama pelecehan seksual. Sepengetahuanku selama ini pelecehan seksual itu tindakan pemerkosaan, pencabulan atau sebangsanya, pokoknya yang berhubungan dengan pemaksaan suatu pihak terhadap pihak lain dengan bersentuhan tubuh.

Sebenarnya aku pernah mengalami kejadian seperti yang dialami temanku itu, malah bukan hanya sekali. Tanpa bermaksud sombong, berikut beberapa pengalamanku :
1.  Zaman sekolah dulu, setiap berangkat atau pulang aku melewati perempatan jalan karena memang bus selalu menaikan dan menurunkan penumpang disitu (maklum dulu belum punya kendaraan pribadi, jadi kemana-mana ngebis). Situasi perempatan pasti ramai, entah tukang ojek, penjual gorengan, penjual mi ayam, orang-orang yang sedang menunggu angkot dan beberapa pemuda pengangguran yang nongkrong ga jelas nunggu apaan. Nah, tidak tahu kenapa setiap aku lewat situ hampir bisa dipastikan selalu ada suara “suit..suit..” atau “cewek kok sendirian aja?” atau “cewek, kenalan donk” dan kata-kata godaan lainnya. Aku tidak pernah memperhatikan asal suara-suara tersebut karena prinsipku “selama mereka tidak menyebut namaku, anggap saja godaan mereka itu bukan ditujukan untuk aku”. Tidak sedikit pula dari suara-suara itu yang akhirnya berkata “Iiih… sombong, diajak kenalan aja ga mau”. Terserah mereka berpikir apa, itu hak mereka dan aku pun punya hak untuk tidak menanggapi kelakuan seperti itu. Kecuali bila mereka memanggil atau menyapaku dengan “Tessa, kok sendirian?” atau “Tessa, boleh kenalan ngga?” nah, itu baru aku tanggapi. Apakah kelakuan tersebut masuk dalam kategori pelecehan? Dalam setiap kejadian tersebut aku sedang mengenakan seragam sekolah, bukan pakaian seksi.
2.      Suatu hari (lupa waktu kejadiannya) aku sedang mengendarai sepeda motor dan berhenti di lampu merah jalan Solo Yogyakarta, tepat di samping kiri berhenti mobil patroli polisi, di dalamnya ada 3 orang. Selagi menunggu lampu menjadi hijau, salah seorang dari mereka berkata “Mau kemana, mbak?” yang satunya lagi berkata, “Boleh kenalan ngga? Nomer HP-nya berapa?”. Aku pura-pura saja tidak mendengarnya dan kebetulan detikan lampu merah sudah hampir habis, jadi begitu lampu hijau menyala aku langsung tancap gas. Wuzzzz… Kejadian tersebut apakah termasuk dalam kategori pelecehan? Saat kejadian itu aku sedang mengenakan celana jeans, kaos dan jaket, bukan pakaian seksi.
3.      Dulu setiap hari kerja aku selalu melewati Satuan Keamanan Kampus UGM yang terkenal galak, tapi beberapa orang diantaranya pernah ada yang nggodain aku (pasti bukan hanya aku, cewek yang lain juga). Entah nanya “Namanya siapa?” “Wah, orang westprog ya? (karena melihat plat motor CC)” atau sapaan lainnya dengan mimik muka senyum-senyum ga jelas. Sebelum punya KIK, keadaan seperti ini bisa aku manfaatkan untuk masuk lingkungan kampus tanpa KIK. Cukup membalas senyuman mereka atau menanggapi ocehan mereka, lalu bablas masuk UGM tanpa KIK, tanpa omelan dan tanpa mbayar. Hmmm…kira-kira kalau nggodain seperti diatas termasuk kategori pelecehan atau tidak? Saat kejadian tentunya aku pakai baju rapi, secara…memasuki wilayah kampus jadi tidak mungkin pakai pakaian seksi.
4.      Ada juga kejadian saat aku mau membuat SKCK di Polres Wates. Waktu kejadiannya sudah tidak ingat. Pagi itu aku sampai di Polres sekitar jam 10. Karena belum pernah membuat SKCK, maka aku tidak tahu dimana letak ruangan untuk mengurus surat tersebut. Dari parkiran aku berjalan masuk dan kulihat ada beberapa polisi yang sedang mengobrol di bangku depan sebuah ruangan. Mereka tampak senyum-senyum dan entah berkomentar apa karena aku tidak mendengarnya, hanya melihat mereka komat-kamit sambil melihat ke arahku. Tak ada orang lain yang berjalan di belakangku dan sebelum aku berjalan ke arah mereka, pandangan mereka tidak sedang melihatku.
“Permisi Pak, mau tanya ruangan untuk mengurus SKCK di sebelah mana?” kataku.
“Wah, mba ngapain bikin SKCK memangnya kelakuannya belum baik?” kata seseorang nyeletuk dan aku tidak menjawabnya.
“Kenalan donk mba, namanya siapa? Boleh minta nomer HP-nya ga?” kata seseorang lainnya dan aku tidak memperdulikannya.
“Mau daftar PNS ya?” kata seseorang lainnya.
“Itu mba ruangannya yang pojokan, dari sini lurus, terus belok kiri” kata seorang lainnya.
“Ooohhh..oke. Terima kasih, Pak” jawabku, lalu berjalan pergi meninggalkan mereka.
Sesampainya di ruangan yang di maksud, ada 2 orang petugas yang berjaga. Aku menyerahkan berkas-berkas yang menjadi syarat pembuatan SKCK, lalu aku diberi selembar form untuk diisi. Setelah selesai, form aku serahkan ke petugas tadi dan aku diminta untuk menunggu. Saat aku akan berbalik arah menuju tempat duduk ruang tunggu, aku lihat salah seorang polisi yang tadi ada di gerombolan, masuk ke ruang kantor SKCK melalui pintu belakang lalu dia duduk di kursi di dalam ruangan itu menghadap ke arah luar dan matanya memperhatikanku. Risih? jelas! Tetapi aku tidak negative thinking. Aku pikir mungkin kebetulan saja dia duduk disitu dan melihat ke arahku. Sekitar setengah jam, SKCK jadi. Aku di panggil untuk tanda tangan, lalu pulang. Sesampainya di rumah, nada sms di HP-ku berbunyi dan aku lihat ada sms dari nomor asing.
“Halo Tessa, udah sampai rumah belum?” katanya.
Aku balas, “Maaf, ini siapa ya?”
“Masa lupa, kan tadi ketemu” katanya.
“Hah, kapan? dmn?” kataku”
“Di Polres. Aku tadi lihat berkas SKCK-mu, makanya aku bisa dapat nomer HP-mu” katanya.
Aku lupa siapa nama Polisi yang kirim sms, kejadiannya sudah lama dan aku sudah tidak pernah menjawab smsnya, lalu nomernya pun hilang saat HP-ku eror.
Nah, kalau kejadian nggodain rame-rame dan nyolong nomer HP masuk ke dalam pelecehan tidak? Saat mengurus SKCK aku memakai celana jeans, kemeja dan jaket.

Kalau di teliti dari setiap kejadian di atas, rata-rata nggodain itu pasti terjadi saat orang yang di goda sedang sendirian, sementara yang menggoda bergerombolan. Coba jika keadaannya terbalik, pasti tidak berani. Jujur aku tidak suka dengan para lelaki yang sering nongkrong diperempatan tanpa tujuan yang jelas, ujung-ujungnya pasti mereka itu nggodain  cewek yang lewat sendirian. Parahnya lagi kalau yang nongkrong itu pakai seragam kerja, mereka itu mikir atau tidak sih, memalukan!

Seperti yang aku katakan diawal, aku sendiri kurang faham mengenai hal apa saja yang dapat dikategorikan pelecehan. Positive thinking-nya adalah “Anggap aja kita ini artis dan mereka itu para penggemar, selama mereka hanya menggoda lewat suara atau tatapan, biarin aja. Kecuali mereka berani menyentuh kita, hajar deh sampe babak belur!!!”

Buat Adriani yang mau melaporkan kejadian pelecehan yang terjadi padanya, aku dukung!!! 
Ganbatte \m/
Efek jera itu perlu. Semoga setelah pelaporan ini tidak ada lagi oknum dari instansi tersebut dan instansi lainnya yang berbuat demikian. Sekian.

No comments:


VuL oF LuV