01 February 2015

Home Sweet Home

Ternyata tanpa disadari, sejak kecil aku sering pindah tempat. Lahir di Jogja trus 3 bulan berikutnya dibawa ke Cilegon dan sekolah TK sampe SD disana, trus pindah ke rumah nenek, pas kuliah kos di perumahan dosen UGM, pindah kos ke sebelah Kopma UGM, karena gempa saat Merapi meletus akhirnya pindah kos lagi ke Jakal, trus diterima kerja di Amplaz pindah kos ke samping Amplaz. Diterima kerja di UGM, pindah kos ke Selokan Mataram, berhubung ibu kosnya galak akhirnya aku pindah ke depan Amplaz. Kosnya bagus, bersih dan strategis (deket Mall dan bandara. Hehehe). Pertama kos disitu dapat kamar di lantai 3, pas ada yang kosong pindah ke lantai 2, ada yang kosong lagi pindah ke lantai 1 (di lantai ini kamarnya luass, harganya paling mahal dibanding kamar lain di kos itu). Barang-barang semakin buanyak dan bikin sumpek, diputuskan untuk kontrak rumah di sekitar Blok O. Berhubung married pindah deh ke hutan sini. Awalnya dikontrakan besar tapi banyak tikusnya, trus pindah ke kontrakan kecil di pinggir sungai, pindah lagi ke kontrakan besar yang mewah, pindah lagi ke rumah ini... Alhamdulillah milik sendiri, meski masih nyicil ke bank \(^-^)/

Uhmm.. nomaden banget kan aku ^ - ^ 
Oranglain hanya tahu enaknya aja, mereka pikir hidupku lempeng kaya garisan. Hehehe...padahal kaya sungai, kadang alirannya lancar, kadang ya mentok batu juga, tapi abis itu lancarrrr lagi.

Tahun 2008 (sebelum married) hubby ambil rumah di sebuah perumahan di tengah hutan karet, berhubung kebanyakan teman-temannya juga ambil rumah disitu. DP dan proses pembangunan berjalan dengan lancar, namun saat akan akad kredit hubby dipindah tugas ke Kalteng (sampai 2010 akhir) sehingga teman yang lain akad dan sudah menempati rumah, dia tidak. Dia sudah menghubungi pihak developer bahwa izin tidak bisa ikut akad saat itu dan pengambilan rumah tetap dilanjutkan. Sekembalinya dari tugas, dia menemui developer dan menanyakan kapan akan akad dan kapan listrik dipasang. Pihak developer tidak memberi jawaban pasti, hanya diminta menunggu, malah developer sms "Ga usah nanya-nanya, nanti kalau listrik terpasang akan dihubungi". Aku pikir proses itu cepat, maka aku putuskan untuk pindah dari Jogja kesini. Tapi kenyataannya sampai saat ini NIHIL. Terpaksa aku tinggal di kontrakan penuh debu dan tikus itu, tidak ada pilihan lain karena semua barang dari Jogja sudah kukirim kesini. Tidak betah di rumah itu, aku mengusulkan untuk pindah ke kontrakan yang bersih, ada 3 tempat namun saat itu yang kosong hanya yang kecil, bersih, baru, tapi pinggir kali. Saking barunya sampai kaca-kaca jendelanya pun masih belum terpasang dan akhirnya kuakali dengan memasang kawat nyamuk. 3 bulan kemudian kontrakan yang besar kosong, pindahlah kesana. Sampai kemudian ambil perumahan baru, menunggu proses pembangunannya dan pindah deh ke rumah ini.

Perumahan yang di tengah hutan karet itu kini sudah banyak ditumbuhi ilalang di sekelilingnya. Kalau listriknya sudah terpasang, nanti akan aku jual aja. Serem juga itu rumah udah 7 tahun kosong, takut ada hantunya. Hihihi....

Orang-orang disana kira hutan disini adem, beda! Disini hutannya panas dan berdebu, mungkin karena dekat daerah pertambangan kali yaaa... Intinya mah hidup itu harus rajin-rajin bersyukur

Alhamdu...lillah.

VuL oF LuV